Cari...

Senin, 19 September 2016

Cerpen Ketika Senja

Disini kuberdiri. Menatap langit senja penuh rasa kalut. Sesekali mataku melirik kanan kiri mencari seseorang yang tengah ditunggu. Bebearapa nelayan menatapku heran.
"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya salah seorang nelayan.
"Menanti seseorang, pak.." Jawabku lembut.
"Tapi kamu sudah disini sejak pagi tadi. Apa kamu tidak lelah?"
Senyuman singkat dariku membuat nelayan itu mengerti dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
Kembali kutatap lautan dengan ombak yang menderu. Tak ada kapal yang berlayar disana. Mungkin mas Santoso masih di Belitung. Pikirku.
Seakan tak kenal letih ku berdiri tanpa meneguk air setetespun. Menanti sang pujaan hati yang kabarnya akan segera pulang.
"Mbak Sandra.. Kami mendapat kabar bahwa Santoso ditangkap di Belitung." Tetiak seorang nelayan dengan nafas terengah engah.
"Ditangkap? Kenapa dia ditangkap?" Tanyaku mulai panik.
"Kudengar Santoso mengebom laut disana untuk mendapatkan banyak ikan" Jawabnya.
Ini tidak mungkin.. Aku mengenalnya.. Dia tidak mungkin melakukan hal itu.
Tak terasa sudah terbentuk sungai air mata dipipiku. Hatiku begetar. Jantung seolah berhenti memompa darah keseluruh tubuhku. Lututku lemas seakan tak kuat menopang berat tubuhku.
***
Setelah tahu mas Santoso tak akan datang, aku memutuskan untuk pulang. Beberapa nelayan membantuku karena tubuhku sangat lemas.
Dirumah, tak henti kupanjatkan do'a untuk suamiku. Meminta petunjuk kepada Sang Pencipta. Memohon belas kasih-NYA untuk suamiku. Yang kuinginkan hanyalah bisa bersama dengan mas Santoso.
Tok tok tok..
Suara ketukan pintu mengejutkanku. Ku segera berlari keluar dan berharap ada kabar baik tentang mas Santoso.
"Assalamu'alikum.."
Suara itu.. Suara yang yang sering membuatku tersenyum dipagi hari. Suara yang kunantikan sejak pagi tadi. Suara yang tak mungkin bisa kulupakan. Ya, itu suara mas santoso.
"Wa'alaikumsalam.. Mas Santoso? Kok mas bisa disini?" Tanyaku heran.
"Loh kok suami pulang bukannya disambut malah dipertanyakan.." Ucapnya.
"Tadi nelayan bilang kamu ditangkap di Belitung."
"Oh.. Itu.. Mereka hanya salah tangkap. Karena mas yang ada di TKP, jadi mas yang disangka pelakunya. Setelah diselidiki, merekapun menemukan pelaku sebenarnya dan mas dibebaskan." Jelasnya.
"Syukurlah.. Terima kasih Ya Allah.. Engkau sudah menunjukan kebenarannya pada mereka. Sandra tahu mas gak akan melakukan hal curanng untuk mendapatkan sesuatu."
Aku memeluknya erat seolah takut dia akan pergi lagi. Kejadian senja ini sudah cukup menguras air mata. Aku tak ingin hal semacam ini terjadi lagi. Aku tak ingin kehilangan orang yang paling kucintai..

Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar