Cari...

Senin, 19 September 2016

Cerpen Tentang Ayah

Hanya satu hal yang kutahu. Orang tua pasti menyayangi anaknya. Baik itu ibu maupun ayah. Mungkin hanya cara mereka menunjukan kasih sayangnya saja yang berbeda. Seperti ayah yang mencari uang untuk membeli beras. Seperti ibu yang memasak untuk makan anaknya. Apa yang anak lihat? Ibu lebih perhatian daripada ayah. Seperti ayah melarang anaknya pergi malam. Seperti ibu yang menyuruh anaknya istirahat saat malam. Apa yang anak lihat? Ibu lebih penuh dengan kasih sayang.
Saat toga ini membalut tubuh sang anak, orang tua melihat dengan senyuman indah diwajahna. Saat acara berkahir sang anak berlari menuju orang tuanya. Ia menangis haru sambil memeluk ibunya. Ayahnya tersenyum simpul memendam rasa cemburu.
"Ibu.. Aku lulus.. Ini semua karena do'a ibu. Terima kasih, bu sudah mendo'akankku" Ucap sang anak.
"Ibu dan ayah senang kamu bisa lulus lebih awal. Ibu akan selalu mendo'akanmu" Sahut sang ibu.
***
Saat sang anak mulai mengalami indahnya jatuh cinta, ia mulai sering keluar rumah untuk pergi bersama sang kekasih. Sesekali ayah melarangnya pergi.
"Ini sudah malam. Hanya perempuan nakal yang keluar selarut ini. Cepat masuk kekamar dan tidur" Teriak ayah.
Sang anak berlari menuju kamar dan membanting pintu. Saat melihat itu, sang ayah menahan tangis. Dia hanya tidak ingin anaknya dipandang buruk oleh orang orang diluar sana.
Saat itu sang ibu kekamar menghampiri anaknya. Mengelus lembut rambut sang anak. Memeluk sang anak untuk menenangkan hatinya.
"Lebih baik kamu tidur.. Ini sudah larut. Besok pagi kamu harus bangun awal karena kamu harus bekerja. Jangan sampai kamu kelelahan." Ucap sang ibu lembut.
Dibalik pintu, sang ayah mendengarkan apa yang isteri dan anaknya bicarakan. Ia tersenyum bahagia saat ia mendengar bahwa sang anak mau menurut dan tidak keluar.
***
Saat pagi tiba, keluarga itu berkumpul untuk sarapan pagi. Sang anak memasang wajah masam saat ayah menatapnya. Hati ayah lirih. Jiwanya menjerit. Ia mennahan diri agar tidak menangis.
"Aku berangkat dulu ya, bu. Assalamu'alaikum.." Ucap sang anak sambil mencium tangan sang ibu.
Ayah memejamkan mata menahan rasa sakit dalam hatinya. Saat sang anak bahkan tak menoleh kearahnya. Ia mengehentikan sarapannya dengan alasan ia sudah telat berangkat bekerja. Ia tidak mungkin bisa makan saat sang anak sedang bersedih.
***
Seminggu setelahnya sang anak membawa seorang pria kerumahnya.
"Ibu.. Kenalin ini kekasihku. Kami mau minta restumu untuk menikah." Ucap sang anak.
Ayah menatap tajam pria itu mencoba mengenali pria itu. Apa dia pria yang tepat untuk menggantikan posisinya.
"Ibu sih terserah kamu saja. Kalau kamu merasa cocok, ibu sih setuju saja" Jawab sang ibu.
***
Sebulan setelahnya, sang anak menikah dengan pria pilihannya. Ayah berdo'a pada sang Tuhan anaknya tidak salah memilih penggantinya.
"Ayah.. Ibu.. Setelah menikah, aku akan pindah dari rumah dan ikut dengan suamiku" Ucap sang anak.
Ayah tersenyum lirih tak kuat berpisah dengan sang buah hati. Saat sang anak pamit, ayah tak lagi sanggup menahan tangisnya. Ia memeluk erat anaknya. Seakan takkan bisa bertemu lagi.
"Ayah harap kamu bisa selalu bahagia bersamanya.. Dan kamu.. Saya mohon jaga baik baik anak saya. Jangan pernah menyakitinya" Ucap sang ayah pada anak dan menantunya.
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar